Program Kerja Konservasi Taman Nasional Gunung Ciremai

Perlindungan dan Pengamanan Kawasan
Taman Nasional Gunung Ciremai menerapkan sistem perlindungan terpadu melalui resort tematik. Polisi Kehutanan melakukan patroli rutin untuk mencegah perambahan, pembalakan liar dan aktivitas destruktif. Pengamanan kawasan dilaksanakan melalui monitoring 24 jam dan koordinasi multipihak.
Restorasi dan Rehabilitasi Ekosistem
Program Penanaman
Balai TNGC melaksanakan program penanaman bertahap dengan adopsi pohon melalui "Bapak Angkat". Kegiatan penanaman menggunakan bibit asli seperti saninten, puspa dan huru. Program dilakukan bersama masyarakat untuk memperkuat tutupan hutan yang terdegradasi.
Pemulihan Habitat
Kawasan habitat fauna langka seperti macan tutul jawa dipulihkan melalui restorasi koridor satwa. Pemulihan dilakukan di zona pegunungan basah dan kering untuk mendukung biodiversitas. Program melibatkan penanganan spesies invasif dan perlindungan area berkembang biak satwa.
Penanganan Lahan Kritis
Lahan kritis di lereng Gunung Ciremai ditangani melalui teknik terasering dan bioengineering. Penanganan menggunakan tanaman penutup tanah dan sistem drainase berkelanjutan. Program melibatkan masyarakat untuk mencegah erosi dan menjaga stabilitas lereng.
Restorasi Ekosistem Akuatik
Ekosistem mata air dan sungai dipulihkan melalui revegetasi riparian zone. Restorasi melibatkan penanaman vegetasi tepi sungai dan perlindungan catchment area. Program menjaga kualitas air untuk 106 mata air yang ada di kawasan.
Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Monitoring Flora dan Fauna
Tim PEH melakukan inventarisasi rutin terhadap 119 spesies flora dan 112 spesies burung yang tercatat di kawasan TNGC.

Perlindungan Spesies Langka
Macan tutul jawa, surili dan elang jawa mendapat perhatian khusus melalui program monitoring habitat dan perlindungan zona inti.

Konservasi Ex-situ
Pengembangan nursery anggrek liar dengan 40 spesies dan koleksi tanaman hias untuk mendukung konservasi di luar habitat.
Pengelolaan Sumber Daya Air

Konservasi Mata Air
Perlindungan 97 sumber mata air dengan debit 9.057,61 liter/detik melalui zonasi perlindungan dan revegetasi catchment area.

Pengendalian Erosi
Implementasi sistem terasering dan bioengineering untuk mencegah sedimentasi pada badan air dan menjaga infiltrasi optimal.

Pengelolaan DAS
Koordinasi terpadu pengelolaan enam DAS utama: Cimanuk, Cisanggarung, Bangkaderes, Ciwaringin, Cipager dan Kesunean.
Pemberdayaan Masyarakat Sekitar

Ekowisata Berbasis Masyarakat
Pengembangan desa wisata Palutungan dan Linggarjati dengan melibatkan masyarakat sebagai pemandu wisata dan penyedia jasa.

Ekonomi Kreatif Lokal
Pemberdayaan melalui pengolahan produk pertanian, kerajinan tangan dan usaha kuliner khas daerah sekitar kawasan.

Pendidikan Lingkungan
Program sosialisasi konservasi dan pelatihan keterampilan hijau untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian alam.
Penelitian dan Pengembangan

Riset Biodiversitas
Kajian komprehensif keanekaragaman hayati bekerjasama dengan institusi penelitian untuk mengidentifikasi spesies endemik dan langka.

Teknologi Konservasi
Penerapan sistem monitoring berbasis teknologi GPS dan kamera trap untuk pemantauan satwa liar.

Kajian Dampak Lingkungan
Evaluasi berkala terhadap dampak aktivitas manusia dan perubahan iklim pada ekosistem kawasan.
Monitoring dan Evaluasi Program
Balai TNGC menerapkan sistem monitoring terpadu dengan indikator efektivitas pengelolaan kawasan. Evaluasi dilakukan secara berkala terhadap 30 indikator penilaian efektivitas taman nasional. Data monitoring digunakan untuk adaptasi strategi pengelolaan dan pelaporan kepada stakeholder.
Komunikasi dan Edukasi Publik
Program komunikasi publik dilaksanakan melalui media sosial, website resmi dan kegiatan sosialisasi. Edukasi lingkungan disampaikan kepada sekolah, komunitas dan pengunjung kawasan. Kampanye konservasi dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian ekosistem Gunung Ciremai.